Tuesday, October 2, 2012
aplous
bagi saya, sederhana itu sungguh tidak sama dengan apa adanya. kalau kamu punya segudang harta tapi kamu hidup 'secukupnya', tidak berlebihan, dan suka berbagi itu sederhana. kamu bisa bangun rumah bertingkat-tingkat macam istana, beli gadget terbaru, pakai baju dan tas branded lalu kamu memilih rumah yang 'membumi' dengan masyarakat, dan barang-barang biasa saja. itu sederhana.kalau kamu memang hanya punya uang untuk membeli barang-barang biasa saja, membangun rumah yang apa daya harus 'membumi'. itu apa adanya.sama juga seperti aljabar kompleks berpangkat-pangkat lalu jadi soal ujian kamu untuk menyederhanakannya.
sederhana tak pernah berasal dari hal yang biasa. sederhana lahir dari sesuatu yang rumit. kompleks. berat. tidak mudah dimengerti.
maka ketika bait-bait puisi itu bilang tentang mencintai yang sederhana. dia sesungguhnya lahir dari sesuatu yang rumit. kompleks. berat. tidak mudah dimengerti.
tapi kemudian jadi yang disebut sederhana.
maka tak ada ilmuwan, penulis yang sederhana lahir dari keadaan biasa-biasa saja..ia akan lahir dari kehidupan kompleks. tapi kemudian disanalah kebijaksaan hidup menjadi pelajaran berharga. ia lahir dari percobaan yang berkali-kali gagal tapi kemudian di sanalah ditemukan penemuan fenomenal yang memasyarakat dan sungguh dekat terasa tidak hanya tujuh turunan.
tidak ada pula pemimpin dan guru sederhana yang tercipta dari keadaan biasa-biasa saja. menghadapi banyak godaan untuk menjadi jujur. menjadikan tingginya akhlak, nyata dengan teladan.
kemudian sederhana itu menjadi sesuatu yang mewah. malah berkilauan.
justru karena ia terlahir dari sebuah kerumitan. kompleks. tidak biasa.
-------
sesederhana saya yang sedang berusaha menjadi tuan bagi diri saya sendiri.
betapa ini akan jadi mewah.
*aaaa.mulai melow*
sekian.
*saya jadi ingat dengan ini
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ini tulisanmu yang alurnya bagus dan enak sekali dibaca.
ReplyDeleteMenyentuh banget tuh, dalem maknanya.
Tumben lo Nis nulis sesuatu yang bagus n serius kayak gini.