Tuesday, February 26, 2013

murmuration



would you still turn away?



*image.

satu dunia


satu dunia membawaku tenggelam dalam gemuruh dan cahaya. Tak ada yang mengalah. Apalagi mau kalah. Riuh-riuh semakin ramai dalam gelap memuja biduanita dalam sorot lampu gemerlap. Menyanyi, melompat, menari. Mengucap mantra yang menyihir siapa pun yang melihat. Seakan tak rela membiarkan mata berkedip kehilangan kesempatan. Beberapa tersedu dalam hati. Tuhan, kapan aku di sana? Hitam rambut terurai. Busana kulit tanpa cela. Malam ini semua orang jatuh cinta. Besok lusa keluh kesah. Habis efek si mantra. Ganti perut mengucap mantra. Mencela langit. Betapa hidup ini tak adil.

Satu dunia memaksa duduk bersama, melingkar meja bundar. Satu menghujat kelompok A. Satu menginjak pemimpin B. Satu..satu saling beradu. Tak ada yang mengalah. Apalagi mau kalah. Sang wasit berlonjak dalam hati. Teruskan. Teruskan. Sesekali menyela. Sekedar melempar perci api. Menambah bumbu-bumbu supaya nikmat. Semakin ramai, semakin laku jualan. Semakin bingah pemilik modal. Ah, apa yang lebih sedap dari bersilat lidah? Lidah memang ga bisa boong, katanya.

Satu dunia dalam balutan serba putih. Lalu lalang rintihan pilu. Maaf, sudah habis kuota katanya. Klarifikasi berebut masuk. Tak ada yang mengalah. Apalagi mau kalah. rintihan pilu kelelahan. Merangsek keluar barisan. Terganti sesak ramai menuduh. Ah, tentu saja. Hanya saya yang berprasangka.

Satu dunia berhenti. Sepi. Hitam. Tombol off telah tertekan.

selamat tidur.