Friday, October 12, 2012

jejak-jejak



Kadang2 aku takut. Hidup dalam mimpi-mimpi. mungkin harus diralat. mungkin mimpi saja tidak cukup. memang tidak cukup. Kamu mau main bersamaku?

Ah. Ya. kamu benar.pada akhirnya aku harus percaya. Bulan yang sama, tapi bukan purnama kemarin sekalipun masih dengan sambutan sumringah evening primrose seperti biasa. Jumat yang sama, tapi bukan jumat kemarin. Dan sekarang pun detik ini pun jadi sejarah. Segera. Seketika. Semua jadi kemarin. hari ini dan juga esok jadi kemarin.

Lalu buat apa kita melangkah? toh akan jadi kemarin. begitu saja, sambil lalu jadi sejarah. Nyatanya kemarin itu mungkin masa depan. Ya. seperti sinar mutiara malam. sejarah yang menjadi masa depan. Kemarin yang terang benderang. Hingga meskipun kita hilang. Berjuta-juta tahun, tak berbilang waktu, kita tetap ada. Terang dan bersinar.

Tentang apa yang kita rangkai dalam kemarin yang menjadi masa depan.

Lalu satu-satu bunga angsana berceloteh tentang harapku semoga kamu lebih cerah dari kuningnya. Bersemi lebih indah dari sakura. Atau matahari di musim panas. ah. Mungkin memang bukan tangguh kata yang cocok ya. lebih seperti mawar yang tumbuh di tegarnya karang. Bukan tangguh mungkin tapi tidak manja. Lalu kamu jadi cantik. Sadar atau tidak.

Pada akhirnya, sekalipun jendela ini tertutup kabut malam..atau embun pagi..atau malah foto yang kelewat blur. Suka tidak suka. Mau tidak mau. Akan tersingkap. Menjadi jelas. Tersapu sinar mentari. Menjadi kemarin. begitu seterusnya. Yang menjadi berbeda adalah. Apakah aku dan kamu yang berjalan dan menjejak bukan hanya dengan mimpi. Lalu dari jendela ini, bunga-bunga bermekaran saling beradu warna. dari satu benih kemarin yang menjadi masa depan.

Allah Maha Baik ya.
saling mendoakan :)
--aku yang bahagia mendengar derap-derap langkahmu--

surat balasan untuk periople. masih menunggu serpihan-serpihan yang lain tentang menjejak. tentang tumbuh.tentang kamu :)

No comments:

Post a Comment