Wednesday, November 30, 2011

MENIKMATI :)



Saya punya ketertarikan khusus dengan kata ini. Semakin tertarik ketika dosen metode penelitian kualitatif saya sering sekali mengulang-ulang kata “menikmati data”. Kata yang saya maknai lebih dalam dari sekedar menjalankan, atau mungkin memperhatikan.
Berdasarkan kbbi menikmati berarti :
1. merasai (sesuatu yg nikmat atau lezat): kami ~ makan minum;
2. mengecap; mengalami (sesuatu yg menyenangkan atau memuaskan): ~ hasil kemerdekaan;

Itu versi kamus –yang kalau di skripsi sih definisi kamus tuh dihindari dipake karena kadang ga kontekstual dengan yang dimaksudkan penulis-

Kalau kita cermati menikmati versi kbbi yang difokuskan di sana adalah merasasi SESUATU YANG NIKMAT atau mengalami sesuatu yang MENYENANGKAN.
Sedangkan menikmati yang saya maknai justru bukan kepada apa yang sudah menyenangkan lalu dirasakan namun dengan menikmati itulah rasanya akan menyenangkan.
Kalau kata teman saya –diah sukma ningrum- kalau kita minum kopi..kita merasakan bukan hanya pahitnya aja..tapi semuanya..keseluruhan..karena dalam pahitnya kopi juga ada manis yang bisa dirasakan oleh mereka yang menikmati rasanya keseluruhan.
Iya. menikmati adalah merasai setiap yang ada dalam sebuah peristiwa atau apa pun itu. Merasai yang juga memaknai. Sehingga dalam setiap menikmati selalu ada proses belajar. Dalam setiap menikmati ada rasa tenang dan senang walau yang dijalani tak selalu terlihat begitu. Dalam setiap menikmati aka nada rasa ikhlas,husnudzon, syukur, dan tawakal atas segala ikhtiar yang dilakukan.

Dan sebelum rasa menikmati itu dihadirkan, artinya ia telah PAHAM. Paham medan apa yang akan dilaluinya juga paham apa yang jadi tujuannya. Untuk itulah ia menikmati.

Sehingga ketika ada kata menikmati data..ia akan mengkap makna dari data2 tersebut keseluruhan. Tidak terburu-buru memutuskan kesimpulan atau judgement sesaat.
Sehingga saya lebih suka berkata “ Selamat menikmati hari-hari menjadi seorang ibu” disbanding ‘selamat atas kelahiran putra/putrinya’ atau ‘selamat jadi ibu’ untuk seorang wanita yang baru saja melahirkan.Karena dengan menikmati ia menangkap makna keseluruhan menjadi ibu. Belajar dan terus belajar dan tetntunya merasa bahagia menjalaninya.
Dan segala sesuatu akan punya dua sisi. Begitu pun menikmati. Maka nikmatilah dengan cara yang benar.

Selamat menikmati arus samudra kehidupan..menikmati setiap langkah perjuangan..dan segeralah bangkit jika kau sudah mulai merasakan menikmati kefuturan dan nyaman dengan zona nyamanmu :)

*ocehan di tengah sidang yang gerah*
Aaahh..mari nikmati..ga boleh ngeluh :)

lagi-lagi soal ruhiyah :)



Corby.291111.20.10WIB
‘Nis. aku udah di depan laptop nih. Gmana caranya private foto?’
‘Kamu depan lapto sampe berapa lama? 15 menit lgi gmana? Bleh ya? he. Mau ngejar target tilawah dulu :p’
‘Belum 1 juz? Kmane aje ente? Hhe. Okay. :)’


Sms sederhana. Dari temen saya yang juga sederhana *apa deh* maksudnya teman yang notabene sering becanda dan ledek2an jadi omongannya jarang saya anggap serius.
Tapi sms sederhana ini. Langsung jleb. mengena. Hmm..menusuk lebih tepatnya.

Sebenarnya di saat itu juga ego saya segera ingin melakukan pertahanan atas kondisi ketidaknyamanan ini. Rasionalisasi. Mekanisme pertahanan ego yang paling sering menipu. Meniupu diri sendri. Ego saya berkata utnuk membalas ‘agenda padat merayap euy. Lagian ini kan masih jam 8 masih bisa gw kebut.’ Tapi superego saya menahan. Ya. seharusnya memang tidak ada alasan. Toh, sebenarnya saya masih bisa kok tilawah di sela2 aktivitas saya. Tilawah satu juz itu selama-lamanya menghabiskan waktu 50 menit lah atau buletin dah sejam (kl bacanya lancar, cepat tapi bener 30 menit juga bisa).Itu pun bisa dicicil. Waktu yang ada sehari ada 24 jam. Sama dengan tidak ada alasan pula untuk tidak qiyamu lail karena banyak aktivitas jadi kecapean dan ga bakal bangun malam. Boro2 bangun malam. Bangun aja ga sempet ngedenger adzan. Jleb. miris. Padahal kekuatan ruhiyah adalah bekal dasar dan utama para da’i.

Padahal segala aktivitasnya di siang dan malam hari tujuannya adalah mendekatkan diri kepada Allah. Gimana mau berkah kalau aktivitas dan segala sarana dakwahnya itu malah menjauhkan hubungan langsung dengan Rabb-nya. Interaksi dengan Allah di sepertiga malam yang sebenarnya justru memberikan kekuatan lebih menjalankan amanah-amanah, membuat hati jernih dan lebih tajam, dan tentunya tidak akan mudah goyah terkena tiupan godaan dunia. Yang kuat ruhiyahnya yang akan bertahan-istiqomah.

Bukti?
Ah, terlalu banyak.
Contoh ekstrimnya, pasukan terbaiknya Muhammad Al-Fatih. Muta’baah amal yauminya aja dahsyat banget. Pasukan yang benar2 terpilih. Pemimpin yang benar2 terpilih. Hasilnya? Jangan tanyakan. Panglima Muda Muhammad Al-Fatih berhasil memimpin pasukannya menaklukan konstatinopel.
Pantaskan diri menerima pertolongan Allah. Gmane mau pantes..ngedeketin Allah aja kagak.

Bukti efek negatifnya ga nge-ruhiy?
Ga usah jauh2. Tunjuk hidung sendiri. Beberapa hari yang lalu saya terkena kemoerosotan amal yaumi. Ditambah mungkin dosa2 yang disadari maupun tidak. Saya sadar saya sedang futur. Tapi saking merosotnya, susah banget mau manjat lagi. Butuh energy ekstra. Buat niat dan usaha nyata. Itu ngaruh ga sih sama kehidupan sehari-hari? NGARUH. Yakin deh. Ruhul Istijabah (apa pula itu? Gampangnya kebersegeraan memenuh panggilan :))saya ikutan merosot. Liqo jadi datang telat (walaupun karena ada kegiatan dulu. Tapi sebenernya masih bisa diusahakan tepat waktu). Jadi cepet malas dan nunda-nunda kerjaan, jadi lebih cepet BT.Aaaargh.. *jadi pengen gigit saking gemesnya sama diri sendiri. Ha*
Tapi yang namanya lagi futur. Udah sadar futur juga malah nyari kambing hitam *sori ya mbing.bawa2 kamu* Kalau ga segera bangkit..beuh selamat menikmati kenyamanan mematikan dalam kefuturan. Hati semakin sakit. Tidak lagi peka terhadap cahaya hidayah Allah. Na’udzubillah.

Terus gmane dong kl futur?
Al imanu yazidu wa yanqush. Yazidu bitthoah, wa yanqush bil ma’siah.
Iman itu naik dan turun. Naik karena ketaatan dan turun karena kemaksiatan.

Meng-quote kata2 mr saya :
Semangat itu ada dalam iman. Iman itu bahan bakarnya ilmu, dan bekalnya yaumiyah..kedekatan dengan Allah.. :)

Jadi kl futur, segera sadar dan bergerak. JANGAN LEMAH SAMA DIRI SENDIRI. Tinggalkan tempat kemalasanmu. Bergeraklah menuju cahaya2 ilmu dan tingktakan amal yaumi.
Awalnya mungkin perlu memaksaan diri. Butuh effort yang gede banget. Tapi percaya deh, merangkak menuju kebaikan bakal lebih baik daripada diam di kubangan keburukan dan kefuturan.

Emang dah..mencegah lebih baik dari pada mengobati.
Jadi bagi yang kondisinya lagi baik. Dijaga terus..berkumpulah terus dengan lingkatan kebaikan..orang2 solih dan cerdas yang senantiasa memacu kita berfastabiqul khoirot.
Jaga supaya ketika imannya pun ga bakal jeblok atau terjun payung..kayak di grafik tes pauli atau kreaplin. Jaga grafiknya agar cenderung naik walaupun secara keseluruhan. Ketika terjadi naik-turun ga buat grafik kayak jurang. Tapi cenderung stabil. Subhanallah . semoga bisa kayak gini :)

Lagi2 tulisan tidak bersturuktur dengan bahasa kacau balau XP
Nyampah yak? Hee..
Semoga tetap bisa diambil hikmahnya.
Mumpung ada momen nih. Evaluasi diri lebih intens edisi Muharram 1433 H.
Yuk perbaiki kualitas diri :)
Ber-Fastabiqul Khoirot mengejar ridho Illahi :)
semangkA! Semangat karena Allah ^^v