Sunday, February 5, 2012

4

Apa yang teman-teman rasakan ketika mendapatkan angka 4 dalam suatu mata kuliah?
Atau malah mendapat angka 4 untuk Indeks Prestasi.
Angka Sempurna dalam konteks perkuliahan.
Senang?
Bangga?
Bersyukur?
Ah, tentu saja :)
Sudah sewajarnya dan sepantasnya begitu..

Diantara rasa senang itu..tetaplah ingat untuk mengucap syukur pada yang telah mengizinkan kita mendapatkan angka itu..Allah SWT.
Karena sesungguhnya pada setiap ihktiar yang kita lakukan, keputusan adalah hak Allah.

Hmmm. Tapi pernah merasa khawatir dengan angka tersebut?
Khawatir? Kenapa pula harus khawatir?

Pernah merasa mendapatkan tanggung jawab lebih ketika mendapat angka itu?
Tanggung jawab? Tanggung jawab apa? Toh, kita tidak perlu remedial, tidak perlu pula mengulang kelas..

Tapi nyatanya itu yang saya rasakan.. pada bulatnya angka tersebut untuk IP semester ini.
Tidak tahu bagaimana harus mengekspresikannya..senang tapi juga takut..
Mungkin bagi kalian yang sudah sering ini biasa. Tapi angka tersebut untuk sebuah IP di jurusan saya adalah tidak biasa. Dan sejujurnya saya merasa kurang optimal menjalani perkuliah di semester 7 ini.

Entah itu sebuh hadiah atau sebuah teguran. Saya tetap yakin bahwa ada hikmah yang ingin Allah sampaikan kepada saya pada khususnya dan ingin saya ingin bagikan kepada teman2..
Bahwa 4 bukan sebuah pajangan pada kertas2 KHS tapi menghadirkan sebuah konsekuensi syukur dari nikmat yang Allah berikan juga kepercayaan para dosen pengampu.
Konsekuensi bersuyukur dengan mengoptimakan ilmu yang kita dapatkan untuk kebaikan.

Saya bertanya pada diri saya sendiri,
Apakah 4 juga sungguh2 menunjukan kompetensi yang saya miliki?
Manfaat apa yang sudah saya berikan kepada orang lain atas ilmu tersebut?

Ah, tidak sedikit dari kita yang merasa angka 1, 2,3, 4 yang terpampang dalam KHS hanya sebagai sebuah hasil. Lalu lewat begitu saja.
Padahal angka2 tersebut mengajarkan kita banyak hal.. Belajar lagi ketika belum baik, evaluasi diri, dan bersyukur apapun hasilnya.
Padahal angka2 tersebut meminta tanggung jawab lebih.
Dan hakikat ilmu yang bermanfaat bukanlah angka itu sendiri. Tapi sebesar apa upaya kita menjadikan ilmu yang kita miliki bermanfaat.

Lalu bagaimana caranya?
Ada banyak cara merepresentasikan rasa syukur dengan menjadikan ilmu yang kita miliki itu bermanfaat. lmu akan bermanfaat dan menjadi berkah ketika ilmu itu disebarkan..diajarkan kepada orang lain..dan dengan begitu pula, ilmu akan menjadi investasi amal bagi kita. Banyak sarana menebarkan ilmu yang kita miliki.misalnya,

a) Menjadi Asisten Dosen
Menjadi asisten dosen apda mata kuliah tertentu mempunyai keunggulan untuk diri sendiri dan orang lain. Untuk diri sendiri, kita akan kembali termotivasi untuk belajar mengenai materi itu,melakukan pendalaman, dan meningkatkan kompetensi kita. Oia, satu lagi dapat tambahan bonus insentif pula :p Untuk orang lain, tentu saja itu akan membantu sang dosen terutama dalam perkuliahan yang membuatuhkan praktikum atau praktik lapangan yang cukup banyak dan untuk mahasiswa..Kita bisa mensharekan ilmu yang kita miliki kepada adik2 kita dengan cara yang muda^^

b) Menulis
Ah, memangnya lagi2 menulis memang sebuah cara mengikat ilmu dalam jangka waktu yang lama. Menuliskan ilmu yang kita dapatkan lalu membaginya selain bermanfaat bagi diri sendiri supaya ga lupa.. Itu juga bisa bermanfaat untuk orang lain. Kita tidak pernah tau..kapan dan siapa yang akan terinspirasi dengan tulisan kita dan kemudian melalukan kebaikan dengannya atau mengamalkannya..investasi amal lagi bukan? :)

c) Menginternalisasikan ilmu dalam diri kita dan mengaplikasikan dalam kehidupan
Duh, yang ini gampang ditulis, tapi butuh effort besar melakukannya..
Hemm..misalnya..saya adalah mahasiswa psikologi..di psikologi ada tentang psikologi komunikasi..isinya yah memang banyaknya tentang teori..nah, kalau teori doing ga praktek apa gunanya kan..jadilah saya seharusnya mempraktekan ilmu psikologi komunikasi saat melakukan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.. atau misalnya lagi yang dari kedokteran.. nah, hafalan itu bisa digunakan untuk membantu temen kos kita yang lagi sakit misalnya..melakukan pertolongan pertama dan sebagainya..
Hal-hal kecil sih..tapi itu sebuah tanda ilmu itu ga cuma jadi sebatas angka.
Yang lebih keren lagi buat sutu karya!
Lewat karya ilmiah misalnya, kewirausahaan, atau buat sekolah/les gratis, membuat suatu sistem..apapun yang bisa mengekplor kompetensi kita di bidang tertenti untuk kemanfaatan yang lebih besar.

Serunya kalau ilmu ga cuma sekedar angka ;)

Ini ceritaku, apa ceritamu? :)
Puny aide lain membuat ilmu tak hanya angka?

7 comments:

  1. ni mas wil..wakaka..

    yang paling lucu sebenarnya jadi asdos..wakaka

    ReplyDelete
  2. hahahahahahaha. huks. puas mas...puas?? -.-"

    #problematika asdos psikologi uns.

    ReplyDelete
  3. heh, malah ketawa...kok banyak salah tulis ya cit? wekekek...

    jadi ini ya makna empat ituh..wakakak

    ReplyDelete
  4. jiah..postingan komen mas wil yang satu lagi ga muncul -.-" kemana? kemana? ~~

    iya nih mas..aku tuh typo banget..sering salah ketik dengan pola yang sama..ouch! masa kena gejala disleksia...-.-"

    yoaaa..ini maksud si tia..cuma dia mah waktu itu ngece aku..huks.

    ReplyDelete
  5. "Hmmm. Tapi pernah merasa khawatir dengan angka tersebut?
    Khawatir? Kenapa pula harus khawatir?"

    Banget, Nis...

    Perasaannya kompleks ya, ketika angka itu muncul..

    ReplyDelete
  6. alhamdullillah allah telah memberikan penilaian yg baik hingga dipercaya utk mendapatkan angka empat, dgn ikhtiar dan ketulusan hati ahkhirnya berhasil memikat kebesaran allah, sgl sesuatu apapun yg kita peroleh tetap ada tanggung jawab yang kita emban, sesulit apapun tanggung jawab tsb tetap bersyukur krn allah telah memilihnya yg dpt dipercaya menjalankan tugas dr apa yang kita peroleh, ttp semangat dan berjuang sesuai keinginan hati, 3'love hanya dpt memberikan do'a

    bgr 3'love

    ReplyDelete