Friday, November 23, 2012

Hilang



Kemudian dia melihat dalam cerminan. bukan dia yang menari dalam hujan kemarin sore. Semakin menjauh. Semakin samar. Lalu menghilang di balik kelam. Lalu dia menangis. Lirih. bukan karena hilang. Lebih karena dia tersenyum. Dan itu menyakitkan.

Hari apa ini? kenapa banyak sekali gelap? Ah. Tentu saja bukan. Buakan gelap yang hadir. Hanya saja cahaya sedang enggan mampir sepekan ini. atau memang tidak diundang?

Sesungguhnya dia tahu, sepakan ini ada yang menanti cemas. Melintasi suatu sudut entah kesekian kalinya. Sambil berdoa lamat-lamat. Cepatlah kembali, kau harus bersiap-siap. Jemputanmu mungkin segera datang. Ranselmu masih kosong. Kembalilah. Aku masih menunggumu. Merangkulku hangat, seperti saat yang bersimpuh dalam sujud panjangmu.

kemudian dia melihat dalam cerminan. adakah kau lupa jalan pulang?

No comments:

Post a Comment