Wednesday, August 21, 2013

Persimpangan



Kemudian berhenti sejenak di persimpangan. ragu-ragu menatap sederet papan arah petunjuk.

Kita tidak akan pernah ragu menghadapi persimpangan ketika kita tahu ke mana tujuan kita. Bahkan sekali kita salah langkah, salah belok..kesadaran kita merespon cepat. Selalu ada kesempatan untuk menemukan kembali jalan yang seharusnya. Kemudian teringat “mantra” ketiga dalam trilogy negeri 5 menara..man saara ala darbi wasala, siapa yang berjalan di jalannya, akan sampai tujuan.

Maka sebenarnya yang paling membuat tidak tenang dalam perjalanan yang amat singkat ini adalah kita (saya) tidak benar-benar yakin akan ke mana.

Malam ini saya tersentak melihat timeline seorang kawan. Pertanyaan yang memenuhi pikiran beberapa hari ini semacam memuncak. Kawan saya ini baru saja pulang dari negeri yang dia idam-idamkan sejak lama. Sungguh. Saya tidak iri tentang dia yang telah menjejak negeri itu. Bukan itu. Tapi karena saya menyadari betapa konsistennya kawan saya in sejak dulu. Sejak kami masih sama-sama tunas yang baru tumbuh. Tujuannya, mimpinya, tahapannya dia lalui satu per satu. Konsisten. Tidak terburu-buru. Tapi sama sekali tidak berhenti. Dia paham tujuannya, dia tidak berhenti menajalani jalannya. Bagaimana pun itu, yang orang katakan, kelelahan yang dirasakan. Dia punya tujuan, peta, kompas, perbekalan, dan tentu saja Allah yang Maha Penolong.

Sekali lagi yang paling yang paling mengkhawatirkan dalam perjalanan yang amat singkat ini adalah kita (saya) tidak benar-benar yakin akan ke mana.

Maka pada persimpangan ini, persimpangan sangat awal ini, semoga belum terlambat meneguhkan kembali tujuan, melihat kembali peta, menata lagi langkah. Semoga belum terlambat. Allah, berikanlah petunjuk, kekuatan, rahmat, dan ridho-Mu selalu. Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan-Nya

No comments:

Post a Comment